Ini bukan 'Masa Lalu'nya Deviana Safara ya, hehehe...
Saya akan bercerita tentang masa lalu. Dulu saya adalah anak penurut. Saya selalu diterima di sekolah Negeri mulai dr SD-SMA. Setelah lulus SMA, saya dianjurkan untuk masuk sekolah keperawatan dan saya pun waktu itu menyanggupinya dengan rasa iseng saja. Tujuannya hanya untuk coba-coba, gimana sih rasanya sekolah di bidang medis? keren atau gak? Tahun pertama saya rasa biasa saja. Ada satu orang sekelas yang saya suka waktu itu. Dan hal itu yang menjadikan alasan serta motivasi agar terus semangat masuk kuliah. Hari-hari berasa indah banget. Saya selalu cari kesempatan biar bisa duduk sebelahan ma itu anak. Dia baik, smart, gak tinggi banget sih, jago bikin ketawa orang, terutama saya. Betah deh jadinya hahaha.
Dia udah kerja di RS, jadi kadang kasian juga liatnya, pagi-siang kuliah, sore/malemnya langsung dines. Kebayang capeknya kayak apa. Mungkin saking capek ato gimana, dia sering absen. Itu bikin saya males kuliah, berasa sepi aja kalo ga ada dia. Hari demi hari, minggu demi minggu, itu anak gak muncul juga. Sampai akhirnya saya dapat kabar mengejutkan kalo dia memutuskan untuk berhenti kuliah. Hilang sudah motivasi dan penyemangat saya. Hari-hari saya jadi makin tidak bewarna. Apalagi setelah dia berhenti kuliah, teman saya satu persatu mulai mengikuti jejaknya, berhenti kuliah juga.
Ada sekitar 5 orang dan orang terakhir itu adalah saya. Ya, saya sendiri memutuskan untuk keluar dan mengundurkan diri dari sekolah keperawatan. Alasannya bukan hanya ditinggal teman yang saya sukai, tapi saya memang tidak sanggup meneruskan. Pelajaran yang menurut saya sangat jauh dari kata mudah, praktek yang melelahkan, belum lagi kalo praktek dan salah penanganan. Ini yang saya takutkan. karena menangani masalah kesehatan orang lain, tanggung jawabnya lebih besar. Pernah waktu itu saya praktek dinas dirumah sakit bersama teman saya. Teman saya ini orangnya mudah panik melebihi saya. Suatu hari dia bercerita bahwa obat yang diberikan ke kamar A harusnya diberikan untuk pasien di kamar B. Jadi injeksi tersebut tertukar, bayangkan 10 cc injeksi obat diberikan secara silang alias tertukar!
Untung saja, injeksi tersebut berupa vitamin, tapi tetap saja itu adalah sebuah insiden yang seharusnya tidak bisa dimaafkan. Dan alhamdulilah pasien selamat, tidak mengalami komplikasi apapun setelah pemberian obat tertukar tersebut. Saya geleng2 kepala mendengar hal itu. Ah teman saya ini sungguh terlalu. Pernah juga dia 5 kali salah memasukkan jarum infus ke pembuluh darah. Untungnya itu adalah praktek ke sesama teman, dan saya 2 kali jadi kelinci percobaan teman saya itu. Dua kali dicoblos jarum infus yang segede bagong, sakit banget. 3 kali dia praktek ke teman2 yang lain, dan hasilnya gagal juga karena penyebabnya adalah dia gampang grogi. Saya gak akan pernah lupa, gak akan! Hahaha
Dari situ saya semakin takut untuk berhadapan dengan pasien, walaupun saya tidak pernah melakukan kesalahan dalam praktek medis, tapi saya benar2 tidak ingin terlibat lebih jauh. Dan keputusannya, saya berhenti.
Itulah kesalahan semasa muda, umur disia-siakan demi keinginan sesaat. Sebenernya jika saya waktu itu benar2 niat, mungkin saja hari ini gelar dan profesi saya adalah perawat. Ada penyesalan, itu pasti. Dan setelah saya keluar dari sekolah keperawatan, saya diberi 2 pilihan oleh bapak saya yang sudah jelas jengkel setengah mati sama saya, yaitu kerja atau kuliah lagi? Pilihan saya kuliah lagi, itupun karena lagi-lagi saya ikut-ikutan teman saya yang ambil jurusan komunikasi. Dengan iming-iming, kuliahnya santai, tidak ada pelajaran itung2an. Akhirnya saya pun ambil jurusan komunikasi.
Ternyata jauh dari apa yang saya bayangkan, saya kira komunikasi itu lebih banyak pelajaran yang berbau komputer. Tapi, kenyataannya lebih banyak teori dan masalah2 sosial. Sumpah awal perjalanan saya merasa melayang, melayang karena tidak tau saya akan bertahan berapa lama. Tapi Tuhan itu baik. Dengan semua perasaan bersalah saya, saya bertekad untuk lebih mengoptimalkan waktu agar lulus tepat waktu, maximal 4 tahun. Kenapa saya pasang target 4 tahun? Karena berdasarkan usia dan apalagi bapak saya sudah mau pensiun. Apalagi SPP saya mahal gila. Maka dari itu, saya berjuang agar sukses 4 tahun. Banyak teman saya yang umurnya pasti lebih muda dari saya, males2an kuliah, tidak serius garap tugas, ndompleng nama ketika presentasi dsb. Tapi saya maklumi, saya beri kesempatan mereka untuk bersenang2, dan maaf jika saya tidak tertarik untuk kebiasaan2 yang 'menyenangkan' itu.
Jujur saja teman saya tidak begitu banyak seperti di akper dulu.
Kalo di akper dulu semua teman itu sudah seperti saudara, seperti tim.
Berbeda dengan ditempat kuliah ke 2 saya. Gaya hidup mereka sumpah hedon banget. Anak2 kampus berlomba2 memakai barang branded terutama kaum hawa. Saling update teknologi. Pakaian seksi dan bagus2, wajah2 yang cantik dan rambut indah hasil perawatan, mungkin supaya lebih eksis dalam pergaulan. Tapi saya, saya tetap tampil apa adanya, malah cenderung tidak menarik. Saya masa bodoh dengan semua penampilan teman2 kuliah ke 2. Yang saya pikirkan hanya fokus kuliah, SPP mahal, harus lulus tepat waktu, cari kerja! Kalo waktu di akper motivasi saya kuliah adalah teman yang saya sukai, tapi dikuliah ke 2, orang tua adalah motivasi saya. Saya tidak ingin mengecewakan mereka lagi. Walau saya pernah menghapus impian mereka, bapak dan ibu saya tetap membantu saya agar tidak gagal lagi. Saya bangga kepada bapak dan ibu. Maafkan saya dan terima kasih pak, buk..hiks...
Dari perjalanan panjang berliku, akhirnya saya berhasil menyelesaikan kuliah selama 3 tahun, 11 bulan. Kurang 1 bulan lagi, lengkap sudah 4 tahun. Hahaha. Gelar saya S.I Kom. Sengaja tidak saya cantumkan di KTP, karena gelar tidak berpengaruh banyak di dunia kerja. Seperti pengalaman banyak orang, cari kerja itu sulit. Mudah jika punya 'channel' atau link. Bukan stereotip, tapi itu memang fakta. Kenyataan!
Tapi beruntung, setelah kesana-kemari mencari alamat,,maksud saya mencari kerja, alhamdulilah saya diterima kerja jadi admin. Saya beri tahu, setinggi apapun IPK/gelar yang anda raih, belum tentu menjamin anda diterima kerja ditempat impian. Dulu saya pertama kerja jadi sales Speedy 1 bulan saja. Kedua jadi pelayan toko baju, ketiga jadi sales /marketing perumahan, terakhir jadi admin, selanjutnya? Wallahualam, semoga Allah menyediakan tempat terindah bagi saya. Amin.
Sekian dari saya, apabila ada ketikan yang kurang berkenan, saya minta maaf. Poinnya adalah gunakanlah waktu yang diberikan Tuhan sebaik-baiknya. Hargailah waktu dan jangan sia2kan.
Oke readers, semoga bermanfaat ya...
terima kasih :)
No comments:
Post a Comment